Selasa, 30 September 2014
Masjid Tholabuddin
DO'A SEBELUM MAKAN .
الَّلهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيمَا رَزَقْتَـنَا، وَقِنَا عَذَابَ الـنَّارِ
“Bismillaahi
rahmaani rahiim.
"Allahumma
baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya
: “Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya
Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan
peliharalah kami dari siksa api neraka.”
Slahung, Ponorogo
Pesan Bijak .
* Kekayaan termahal yang dimiliki
oleh seorang pemimpin bukanlah jabatan dan kedudukan , melainkan
kesesuaian antara perkataan dan perbuatan *
" Dahlan Iskan "
Slahung, Ponorogo
Dewi Slahung .
Pesan Bijak .
" Sebuah senyuman dapat membuat hari
yang gelap menjadi cerah "
Dahlan Iskan *
Slahung, Ponorogo
“Cinta kasih di dalam hati itu
terbagi-bagi bagaikan dahan-dahan pohon cedar. Jika pohon itu kehilangan
satu dahan yang kuat, ia akan menderita namun tidak mati.
Pohon itu
akan menumpahkan seluruh daya hidupnya ke dalam dahan berikutnya,
sehingga ia akan tumbuh dan
mengisi tempat yang kosong.”
Selasa, 23 September 2014
Rungkut, Surabaya.
Kebersihan di Sungai
Rungkut Asri Utara .
sungai Rungkut Asri Utara lagi di perdalam .
sebelum di keruk , kotor penuh sampah .
si tanggan raksasa tidur ...
Rungkut Asri Utara .
sungai Rungkut Asri Utara lagi di perdalam .
sebelum di keruk , kotor penuh sampah .
si tanggan raksasa tidur ...
MWC Nahdlatul Ulama Kec.Rungkut - Surabaya .
Kiai Romly Tamim, Penyusun Doa Istighotsah .
Senin, 16/06/2014 08:31
Tata Cara Istighotsah
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,52691-lang,id-c,tokoh-t,Kiai+Romly+Tamim++Penyusun+Doa+Istighotsah-.phpx
Senin, 16/06/2014 08:31
Kata "Istighotsah" (إستغاثة) adalah bentuk masdar
dari Fi'il Madli Istaghotsa (إستغاث) yang berarti mohon pertolongan.
Secara terminologis, istigotsah berarti beberapa bacaan wirid (awrad) tertentu yang dilakukan untuk mohon pertolongan kepada Allah SWT atas beberapa masalah hidup yang dihadapi.
Istighotsah ini mulai banyak dikenal oleh masyarakat khususnya kaum
Nahdliyyin baru pada tahun 1990 an. Di Jawa Timur, ulama yang ikut
mempopulerkan istighotsah adalah Almarhum KH Imron Hamzah (Rais Syuriyah
PWNU Jatim waktu itu). Namun di kalangan murid Thariqah, khususnya
Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, Isighotsah ini sudah lama dikenal
dan diamalkan.
Bacaan istighotsah yang banyak diamalkan oleh warga Nahdliyyin ini,
bahkan sekarang meluas ke seluruh penjuru negeri sebenarnya disusun oleh
KH Muhammad Romly Tamim, seorang Mursyid Thariqah Qadiriyah wan
Naqsyabandiyah, dari Pondok Pesantren Rejoso, Peterongan, Jombang. Hal
ini dibuktikan dengan kitab karangan beliau yang bernama Al-Istighatsah bi Hadrati Rabb al-Bariyyah" (tahun 1951) kemudian pada tahun 1961 diterjemah ke dalam bahasa Jawa oleh putranya KH Musta'in Romli.
KH Muhammad Romly Tamim adalah salah satu putra dari empat putra Kiai
Tamim Irsyad (seorang Kiai asal Bangkalan Madura). Keempat putra Kiai
Tamim itu ialah Muhammad Fadlil, Siti Fatimah, Muhammad Romly Tamim, dan
Umar Tamim.
KH Muhammad Romly Tamim lahir pada tahun 1888 H. di Bangkalan Madura.
Sejak masih kecil, beliau diboyong oleh orang tuanya KH. Tamim Irsyad
ke Jombang. Di masa kecilnya, selain belajar ilmu dasar-dasar agama dan
Al-Qur'an kepada ayahnya sendiri juga belajar kepada kakak iparnya yaitu
KH Kholil (pembawa Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Rejoso).
Setelah masuk usia dewasa, beliau dikirim orang tuanya belajar ke KH.
Kholil di Bangkalan, sebagaimana orang tuanya dahulu dan juga kakak
iparnya belajar ke beliau. Kemudian setelah dirasa cukup belajar ke Kiai
Kholil Bangkalan, beliau mendapat tugas untuk membantu KH Hasyim
Asy'ari mengajarkan ilmu agama di Pesantren Tebuireng, sehingga akhirnya
beliau diambil sebagai menantu oleh Kiai Hasyim yaitu dinikahkan dengan
putrinya yang bernama Izzah binti Hasyim pada tahun 1923 M. Namun
pernikahan ini tidak berlangsung lama karena terjadi perceraian.
Setelah perceraian tersebut, Mbah Yai Romly, begitu biasa dipanggil,
pulang ke rumah orang tuanya, Kiai Tamim di Rejoso Peterongan. Tak lama
kemudian beliau menikahi seorang gadis dari desa Besuk, kecamatan
Mojosongo. Gadis yang dinikahi tersebut bernama Maisaroh. Dari
pernikahannya dengan Nyai Maisaroh ini, lahir dua orang putra yaitu
Ishomuddin Romly (wafat tertembak oleh tentara Belanda, saat masih
muda), dan Musta'in Romly.
Putra kedua Kiai Romly yang tersebut terakhir ini kemudian menjadi
seorang Kiai besar yang berwawasan luas. Hal ini terbukti saat beliau
menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Darul'Ulum Rejoso, beliau
mendirikan sekolah-sekolah umum di dalam pesantren disamping
madrasah-madrasah diniyah yang sudah ada. Sekolah-sekolah umum itu di
antaranya SMP, SMA, PGA, SPG, SMEA, bahkan juga memasukkan sekolah
negeri di dalam pesantren yaitu MTs Negeri dan MA Negeri.
Sekolah-sekolah tersebut masih berjalan hingga sekarang.
Di samping menjadi Ketua Umum Jam'iyyah Ahli Thariqoh Mu'tabaroh dan
Mursyid Thariqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah pada saat itu, Dr. KH.
Musta'in Romly yang kemudian menjadi menantu KH. Abdul Wahab Chasbullah
Tambakberas ini juga merupakan satu-satunya Kiai pertama di Indonesia
yang mendirikan sebuah Universitas Islam yang cukup ternama pada saat
itu (tahun 1965), yaitu Universitas Darul'Ulum Jombang.
Kemudian setelah Nyai Maisaroh wafat, Mbah Yai Romly menikah lagi
dengan seorang gadis putri KH. Luqman dari Swaru Mojowarno. Gadis itu
bernama Khodijah. Dari pernikahannya dengan istri ketiga ini lahir
putra-putra beliau yaitu: KH Ahmad Rifa'iy Romli (wafat tahun 1994),
beliau adalah menantu Kiai Mahrus Ali Lirboyo, KH A. Shonhaji Romli
(wafat tahun 1992), beliau adalah menantu Kiai Ahmad Zaini Sampang, KH.
Muhammad Damanhuri Romly (wafat tahun 2001), beliau adalah menantu Kiai
Zainul Hasan Genggong, KH. Ahmad Dimyati Romly (menantu Kiai Marzuki
Langitan), dan KH. A. Tamim Romly, M.Si. (menantu Kiai Shohib Bisri
Denanyar).
KH. Muhammad Romly Tamim, adalah seorang Kiai yang sangat alim,
sabar, sakhiy, wara', faqih, seorang sufi murni, seorang Mursyid
Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, dan pengasuh Pondok Pesantren
Darul'Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang.
Di antara murid-murid beliau yang terkenal dan menjadi Kiai besar
ialah KH. Muhammad Abbas (Buntet Cirebon), KH. Muhammad Utsman Ishaq
(Sawahpuluh Surabaya), KH. Shonhaji (Kebumen), KH. Imron Hamzah
(Sidoarjo).
KH. Muhammad Romly Tamim, disamping seorang mursyid, beliau juga
kreatif dalam menulis kitab. Di antara kitab-kitab karangannya ialah: al-Istighotsah bi Hadrati Rabbil-Bariyyah, Tsamratul Fikriyah, Risalatul Waqi'ah, Risalatush Shalawat an-Nariyah. Beliau wafat di Rejoso Peterongan Jombang pada tanggal 16 Ramadlan 1377 H atau tanggal 6 April 1958 M.
Moch shodiq Fuull.
Tata Cara Istighotsah
Melaksanakan istighotsah, boleh dilakukan secara bersama-sama
(jamaah) dan boleh juga dilakukan secara sendiri-sendiri. Demikian juga
waktunya, bebas dilakukan, boleh siang, malam, pagi, atau sore.
Seseorang yang akan melaksanakan istighotsah, sayogianya ia sudah dalam
keadaan suci, baik badannya, pakaian dan tempatnya, dan suci dari
hadats kecil dan besar.
Juga tidak kalah pentingnya, seseorang yang mengamalkan istighotsah
menyesuaikan dengan bacaan dan urutan sebagaimana yang telah ditentukan
oleh pemiliknya (Kiai Romly). Hal ini penting disampaikan, sebab tidak
sedikit orang yang merubah bacaan dan urutan istighotsah bahkan
menambah bacaan sehingga tidak sama dengan aslinya. Padahal urutan
bacaan istighotsah ini, menurut riwayat santri-santri senior Kiai Romli
adalah atas petunjuk dari guru-guru beliau, baik secara langsung maupun
lewat mimpi.
Diceritakan, sebelum membuat wirid istighotsah ini, beliau Kiai Romli
melaksanakan riyaddloh dengan puasa selama 3 tahun. Dalam masa-masa
riyadlohnya itulah beliau memperoleh ijazah wirid-wirid istighotsah dari
para waliyulloh. Wirid pertama yang beliau terima adalah wirid berupa
istighfar, dan karena itulah istighfar beliau letakkan di urutan pertama
dalam istighosah. Demikian juga urutan berikutnya adalah sesuai dengan
urutan beliau menerima ijazah dari para waliyyulloh lainnya. Oleh karena
itu sebaiknya dalam mengamalkan istighotsah seseorang menyesuaikan
urutan wirid-wirid istighotsah sesuai dengan aslinya.
Setelah siap semuanya, barulah seseorang menghadap qiblat untuk
memulai istighotsah dengan terlebih dahulu menghaturan hadiah pahala
membaca surat al-Fatihah untuk Nabi, keluarga dan shahabatnya, tabi'in,
para wali dan ulama khususnya Shahibul Istighatsah Hadratusy Syaikh KH.
Muhammad Romly Tamim. (Ishomuddin Ma’shum, dosen Universitas Darul Ulum Jombang)
Moch Shodiq Fuull.
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,52691-lang,id-c,tokoh-t,Kiai+Romly+Tamim++Penyusun+Doa+Istighotsah-.phpx
Masjid Tholabuddin
Moch Shodiq Fuull.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَة هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak
dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana
binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah
kalian melihat ada cacat padanya?
Moch Shodiq Fuull.
MWC Nahdlatul Ulama Kec.Rungkut - Surabaya .
Kolom
Mengelola “Kehebatan” Anak
Senin, 22/09/2014 14:26
Oleh Badrul Munir
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,54640-lang,id-c,kolom-t,Mengelola++ldquo+Kehebatan+rdquo++Anak-.phpx
Mengelola “Kehebatan” Anak
Senin, 22/09/2014 14:26
Oleh Badrul Munir
Kita sering dibuat kagum dengan penampilan anak yang masih di bawah
umur tetapi mahir dalam memainkan sesuatu, seperti memainkan alat musik
biola atau piano dengan sangat memukau dengan nada-nada yang sulit.
Atau menyanyikan lagu dengan oktaf tinggi dan bersuara merdu seperti
dalam kontes pencarian bakat di beberapa stasiun televisi.
Atau kita terheran-heran saat menyaksikan anak usia 6-8 tahun tetapi
sangat ahli memainkan sirkus dengan kesulitan yang cukup tinggi dan
membahayakan, tetapi si anak dengan santai dan cekatan memainkannya
tanpa melakukan kesalahan sedikit pun.
Bahkan banyak diantara kita yang dibuat menetes airmata saat
menyaksikan anak-anak yang baru berumur 7-9 tahun tetapi sudah mampu
menghafal beberapa Juz dalam Al- Qur’an dengan bacaan yang sempurna baik
makhroj atau tajwidnya. Padahal kita yang sudah berumur jauh di atasnya jangankan menghafal, membaca saja kadang masih salah dan kurang sempurna.
“Kehebatan”anak-anak tersebut bila ditinjau dari ilmu neurosains
cukup beralasan, para ahli neurosains dalam beberapa tahun terakhir
mengungkap penemuan medis yang menerangkan hai tersebut. Perlu kita
ketahui bahwa di dalam otak anak yang baru lahir terdapat sekita 100
milyar sel otak (neuron) , dan antar sel otak satu dengan sel otak lain
dihubungankan dengan hubungan yang sangat istimewa yang bernama sinaps.. disini akan terjadi komunikasi baik secara listrik, kimia, maupun yang lainnya.
Saat bayi baru lahir sinaps belum terbentuk atau otak masih polos,
neuron yang masih polos terletak di bagian otak di permukaan Bagian otak
tersebut dalam bahasa kedokterannya diberi nama korteks, (lapisan luar otak). Korteks
ini pada awalnya berwarna putih karena masih belum terpapar oleh
stimulus dari luar, dan apabila sudah dewasa maka korteks ini akan
berupa menjadi warna keabuan (grey matter) akibat paparan yang didapat selama hidupnya.
Pada saat lahir, bayi dan anak anak maka apapun paparan yang masuk
ke dalam otak baik yang melalui panca indra (penglihatan, indra
penciuman, pendengaran, perabaan dan indra perasa lidah) maupun non
panca indra akan mengubah struktur neuron dan sinaps di dalam korteks menjadi sesuatu yang sesuai dengan stimulus didapat.
Hal ini sudah dinyatakan oleh hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَة هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak
dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana
binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah
kalian melihat ada cacat padanya?
Analisis hadist di atas menurut ilmu neurosains menunjukan hal yang
sangat menakjubkan. Kita diingatkan untuk menjaga kefitrahan anak kita
yang baru lahir, menjaga mereka dari pengaruh Yahudi dan Nasrani.
Menjaga disini berarti berilah stimulus yang islami kepada anak anak
kita sedini mungkin, bilamana tidak maka akan terstimulus negatif yakti
stimulus dari agama (pemikiran) Yahudi dan Nasrani.
Stimulus yang terpapar sejak lahir sampai dewasa dapat berupa apa
yang dilihat, didengar dan dirasa bahkan apa yang dimakan sehari hari
dan ini sangat berperan dalam perilaku hidup sehari-hari. Maka langkah
terbaik adalah memberi stimulus positif terhadap anak kita sejak dini.
Dengan kata lain membiasakan diri dengan memberi pendidikan anak sedini
mungkin sangat diperlukan untuk membentuk korteks otak agar dibentuk
pola struktur otak yang islami
Bilamana sejak dari bayi kita membiasakan diri mendengarkan ayat suci
Al-Qur’an dan bayi melihat sendiri orang tuanya membaca Al Qur,an
setiap hari maka akan terbentuk memori permanen di otak bayi tentang
Al-Qur’an secara otomatis, sehingga dia akan lebih cepat akrab dengan
ayat al-Qur’an dan bila anak diberi pelajaran yang baik tentang membaca
dan menghafal Al-Qur,an maka dia akan dengan mudah menjadi penghafal
(Hafid) seperti yang kita saksikan anak umur 7 tahun sudah hafal 30 Juz
Al-Qur,an
Begitu juga bilamana setiap hari bayi dan anak dibiasakan shalat
berjamaah baik di rumah dan di majid maka di dalam sistem memori akan
terbentuk sinap (hubungan antar neuron satu dengan neuron lain) yang
bersifat “shalat”. Bila paparan tersebut berlangsung terus menerus maka
kelak saat tumbuh remaja dan dewasa dia akan secara rutin mengerjakan
shalat dan sangat takut meninggalkan shalat walaupun tanpa pengawasan
orang tua. Hal ini bisa diterangkan dengan ilmu perilaku (neurobehavior)
dimana paparan tersebut akan mengubah struktur anatomi dan
neurotransmiter (zat kimia otak) di daerah otak yang mengatur gerakan
dan bacaan shalat.
Begitu juga sebaliknya bila anak kita terpapar dengan lagu lagu
“jelek” atau lagu cintayang tidak sesuai dengan umurnya baik didapat
dari media eletronik maupun dalam pergaulan sehari-hari maka dia akan
dengan mudah menghafal lagu tersebut dan menjadi memori permanen juga
Pendek kata apapun “kehebatan” anak sangat tergantung dari paparan
yang diterima mulai dia lahir sampai dewasa. Sehingga sering kita lihat
bilamana anak seorang pedagang maka saat dewasa dia cenderung menjadi
pedagang, anak musisi menjadi musisi, akan anak seorang dokter menjadi
dokter, guru menjadi guru dan lain sebagainya.
Maka dari itu berilah paparan yang baik pada anak dengan membiasakan
diri menjalankan kebaikan dan mengajak anak aktif dalam kebaikan
tersebut.
Contoh lain bilamana kita sering bersedekah maka ajarilah anak kita
bersedekah, biarkan mata mereka melihat kita bersedekah, kemudian saat
mereka sudah bisa diajak komunikasi (umur 7 9 tahun) beri tahu manfaat
sedekah dan fadhilah orang bersedah. Maka bilamana kegiatan tersebut
berjalan rutin maka otomatis kelak anak tersebut menjadi ahli sedekah.
Dan ternyata ilmu neurosains membuktikan bahwa memberi contoh secara
langsung (rule models) jauh lebih membekas dalam memori anak dari pada
menyuruh. Artinya sebelum mengharap anak kita melakukan sesuatu sesuai
harapan kita maka kita sebagai orang tua harus terbiasa melakukan
kebaikan secara terus menerus dan menampakan ke anak kita.
Pelatihan Kognisi
“Suruhlah anak-anak kalian untuk bershalat bila mereka telah berumur 7
tahun. Pukulah mereka karena tidak shalat bila telah berumur 10 tahun.
Pisahkanlah mereka dari tempat tidur kalian” (Hadist)
Umur 7-10 tahun atau pada saat anak mulai sekolah dasar, maka sel
otak sudah mulai matang, terutama lobus frontalis (otak bagian depan,
pelipis), hal ini kemudian fungsi berfikir (kognisi) sudah mulai
berkembang. Ajaran nabi untuk menganjurkan umat muslim agar “menyuruh”
anaknya mengerjakan shalat dapat dimaknai memberi pembelajaran kognisi
dalam syariat islam,
Anak diberikan pemahaman tentang perintah dan larangan agama, bukan
hanya diberi contoh tetapi diberi tahu dasar dan alasan mengapa syariat
ini harus dilakukan.
Dan pada saat usia 10 tahun atau kelas 5-6 SD, adalah masa akil baliq
telah datang, maka mereka sudah diberi kewajiban dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri. Kalimat “pukullah” kita artikan betapa kewajiban
orang tua semakin keras pendidikan demi terbentuk perilaku yang mulia
dalam hal ini syariat shalat.
Perintah memukul bukan diartikan kekerasan terhadap anak, tetapi
lebih dimaksudkan pertanggungjawaban orang tua terhadap anaknya.tentunya
memukul disini bukan dalam rangka melepaskan amarah tetapi lebih ke
arah membuat anak jera bila tidak melaukan shalat Dan perintah memukul
didahului oleh perintah memberi contoh dan mengajak berdiskusi (kognisi)
sejak lahir sampai 10 tahun kehidupannya. Artinya proses belajar
kebaikan sudah berjalan 10 tahun baru proses reward and punishment
Pelatihan Kebaikan Masa Remaja Dewasa
Di dalam Ilmu neurosains yang menarik dikaji adalah neuroplastisiti,
(suatu kemampuan otak memperbaiki diri setelah mendapatkan paparan
postif), saat remaja dan dewasa kita masih bisa memberi stimulus positif
artinya membiasakan diri dengan mengerjakan kebaikan akan tetap terekam
kuat dalam otak manusia, bilamana kita terbiasa shalat berjamaah ke
masjid dalam setiap shalat fardhu maka otak akan selalu memerintahkan
tubuh untuk segera datang ke masjid manakala terdengar suara adzan, dan
tanpa diperintah kaki terus melangkah memenuhi panggilan tersebut karena
sudah ada memori shalat berjamaah di otak kita.
Begitu juga sebaliknya bilamana saat dewasa kita sering berbuat
maksiat maka setiap ada kesempatan maka secara otomatis akan berbuat
maksyiat, hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut. Ada sekresi
neurotransmiter di bagian otak tertentu bilamana kita melakukan
pekerjaan yang berulang. Sehingga stimulus tersebut secara otomatis dan
berkala.Maka salah satu cara adalah memaksakan diri untuk membiasakan
kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari secara istiqomah untuk
membentuk sirkuit positif di otak kita yang mengatur perilaku (akhlaq).
Bulan puasa yang sudah kita lakukan beberapa bulan yang lalu pada
hakekatnya melatih kita untuk senantiasa berbuat baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Akhirnya biasakanlah diri kita dalam berbuat kebaikan baik saat bayi,
anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua dan berilah lingkungan yang baik
agar otak menjadi terbiasa dan memberi stimulus kepada anggota tubuh
kita untuk senantiasa berbuat kebaikan secara istiqomah sampai maut
menjemput kita dan kita berharap dalam keadaan khusnul khotimah...
اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بماكانوأ يكسبون
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang
dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin : 65)
Moch shodiq Fuull.
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,54640-lang,id-c,kolom-t,Mengelola++ldquo+Kehebatan+rdquo++Anak-.phpx
Senin, 22 September 2014
Masjid Tholabuddin
Moch Shodiq Fuull.
اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بماكانوأ يكسبون
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang
dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin : 65) .
Moch Shodiq Fuull..
Sekar , Bojonegoro
Dari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang-orang yang mati syahid itu
ada lima macam, yaitu orang yang mati karena penyakit taun - yakni
pes, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati lemas -
tenggelam dalam air, orang yang mati karena kerobohan - pohon, rumah
dan Iain-Iain - dan orang yang mati syahid dalam peperangan
fi-sabilillah."
Pasar Soponyono - Rungkut .
Dari Abu Tsabit, dalam
suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula
disebutkan Abulwalid, iaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah
menyaksikan peperangan Badar, bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan
syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka
Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati
syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya."
(Riwayat Muslim) .
Sekar , Bojonegoro
Dari Jabir r.a.,
katanya: Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w. pada hari
perang Uhud: "Bagaimanakah pendapat Tuan jikalau saya terbunuh, di
manakah tempatku?" Nabi s.a.w. bersabda:"Dalam syurga."Orang tersebut
lalu melemparkan beberapa buah kurma yang masih di tangannya kemudian
berperang sehingga ia dibunuh - mati syahid."
(Muttafaq 'alaih)
Langganan:
Postingan (Atom)